Rabu, 20 Januari 2010

mengapa jakarta macet????

Apa jawaban Anda?

1. Jumlah mobil terlalu banyak
2. Jalanan yang kurang banyak
3. Situasional dan tergantung kasus

Apabila Anda menjawab no. 1 berarti pikiran Anda senada dan seirama dengan para pejabat, khususnya di Pemkot DKI. Sebagai anti-tesis atas pemikiran tersebut, perlu diperdalam dengan mengetahui rasio jumlah mobil pribadi per kapita penduduk. Hal ini untuk menjawab apakah benar jumlah mobil di Jakarta sudah terlalu banyak? Rasio jumlah mobil per kapita di Jakarta harus dibandingkan dengan rasio yang sama di Tokyo, New York, London, Paris dan kota-kota dunia lainnya yang sepadan dari luasan wilayah dan jumlah penduduknya.

Pemikiran no. 1 yang menyatakan bahwa jumlah mobil yang terlalu banyak sebagai penyebab utama kemacetan di Jakarta boleh dinilai sebagai kesimpulan instan bagi pengelola kota dan konsekuensi paling sederhana dan murah untuk menanganinya. Sebagai analoginya, apabila saluran kamar mandi rumah mampat sehingga air tergenang di lantai kamar mandi, dengan cara berpikir no. 1 seorang kepala rumah tangga akan melarang anggota keluarganya untuk menggunakan kamar mandi. Hasilnya secara instan tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun masalah kamar mandi yang tergenang terselesaikan, tetapi sebagai konsekuensinya anggota keluarga tidak bisa melaksanakan rutinitas kehidupan secara normal.

Secara nyata kebijaksanaan pemerintah yang mengemuka tentang transportasi di Jakarta sangat dilandasi dengan pemikiran tersebut. Pembatasan jumlah penumpang yang kemudian terkenal dengan sebutan 3 in 1 telah diterapkan mulai 20 April 1992 dan bahkan diperluas oleh Gubernur Sutiyoso sekitar tahun 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar