Rabu, 20 Januari 2010

perilaku buruk petugas penjaga pintu busway

Dalam perjalanan dari Senen menuju Kampung Melayu, ketika itu waktu sekitar jam 6 kurang seperempat sore yang artinya menjelang buka puasa. Hingga akhirnya sebelum halte UI Salemba waktu buka puasa tiba, petugas penjaga pintu bus segera mengambil 2 gelas air mineral, dan segera si penjaga pintu bus dan temannya membatalkan puasa dengan air mineral tersebut.

Pada kasus pertama tersebut, secara terang-terangan si petugas tersebut telah melanggar peraturan bahwa di dalam bus transjakarta dilarang makan dan minum. Namun demikian untuk kasus tersebut bisa diterima dengan alasan bahwa bagi yang menjalankan puasa pada saat buka puasa diperintahkan untuk menyegerakan membatalkan puasanya.

Lebih parahnya lagi, setelah kedua gelas plastik tersebut kosong dan bus berhenti di halte matraman, si petugas dan temannya dengan tanpa merasa bersalah melemparkan kedua gelas plastik tersebut ke luar bus melalui sela-sela antara lantai bus dan lantai halte. Padahal di tepi pintu bus terdapat tempat sampah. Suatu tindakan tolol yang sangat keterlaluan.

Dari kejadian tersebut, bisa diketahui bahwa telah terjadi kesenjangan komunikasi antara nilai yang berusaha diterapkan di dalam sistem transportasi baru ini dengan nilai yang dibawa oleh para petugas dari lingkungan asalnya. Seperti diketahui kebiasaan membuang sampah pada tempatnya bagi sebagian besar masyarakat Indonesia masih sangat buruk.

Dengan berprasangka baik, kesalahan tersebut mungkin tidak bisa ditimpakan sepenuhnya kepada petugas, namun pengelola transjakarta harus segera melakukan pendidikan perilaku dan etika khususnya bagi para petugas penjaga pintu bus. Sebaik apapun bus yang tersedia, namun dengan adanya petugas yang melakukan perilaku buruk akan menghapus kesan positif terhadap transjakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar